Senin, 17 Desember 2007

Naik kereta api: tut..tut...tut...

Penumpang ngantri tertib di stasiun Valencia


Dari Valencia, melewati Barcelona, terus masuk Perancis Selatan (montpelier,dsb), masuk Paris (Austwitch), terus ke Belgia, tancap ke Rotterdam dan finish di Amsterdam. Muter lagi masuk Frankut Jerman. Nah, inilah pengalaman unik saya memakai kereta api paling lama dan daya tempuh jauh.
Inginnya terus ke Siberia. Tapi berhubung keterbatasan ijin. Yaaaa... ujung-ujungnya ke redlight juga (he..he..he !).
Seluruhnya dalam waktu berangkat dan tiba yang tepat.

Stasiun kereta api di Antwerpen dan Paris Austerlitz
Suasana stasiun De Franca, Barcelona


Waktu kecil, kalau lebaran, mumpung dapat duit jajan, kebiasaan unik yang saya lakukan adalah naik kereta api klutuk. Itu kereta api, pake pemanasan batubara. Suara kereta api baheula ini juga khas, termasuk bunyi dari ketel uap dan peluit.
Anak-anak dikampung saya, dari turunan jowo (sisa kultuurstelel, polanie sanctie), buruh migran tembakau deli, bisa plesetan kalau mulut bocah menirukan suara kereta api berjalan: ojo jajan.... ojo jajan.... (suara ban kereta), nggak ene duittttttt (pluit).
Perjalanan seharusnya 2 jam, ditempuh dalam 6 jam.
Tapi asyik juga, maklum kanak-kanak.
Terus ujung keretapi adalah pelabuhan.
Nikmat, saya bisa naik ke palka kapal.


Pernah saya naik kereta api hampir setiap hari bogor-jakarta. Naik KRL. Supaya murah, maka pake aboodement, karcis langganan. Biasa... tiap naik KRL pagi berdesak-desakan.
Malah tak jarang lipstik karyawani Kota yang cantik-cantiknta bukan ampun itu (pekerja kantoran), nempel di baju. Maka pernah Proffesor saya kaget, ada lipstik tergambar jelas di baju bahu kanan saya. Alamaaaak !
Kalau di-sweeping petugas karcis, cukup tunjukaan sebut: Abo !
Waktunya, tergantung sikon, biasanya kalau diujung ada tabrakan di pintu rel, maka mecetnya lumayan, bisa setengah hari. Sehingga tukang ojek gadungan, tidak resmi, cari muatan seperti sirarung. J
Kejadian yang tak mungkin saya lupakan seumur hidup adalah, ketika seorang teman mengajak bareng pulang ke bogor. Ketika itu saya sedang sarapan di kolong stasiun di Jakarta.
"Ntar aja. Nanggung. Elo duluan aja, ntar tunggu gua di Taman Topi Bogor," kata saya sambil menyantap lontong kari.
Ketika saya naik KRL berikutnya (selang 15 menit). Entah kenapa, keretap api saya macet lama melewati stasiun Tebet. Mendadak suasana stasiun tebet riuh. Semua bicara tentang tabrakan hebat KRL di depan saya. katanya puluhan dan bahkan ratusan penumpang tewas.
Serta merta saya naik ojek melihat tempat kejadian. Astagfirullah... tubuh teman saya yang kekar itu terkulai di balik tumpukan tewasnya penumpang. Innalillahi... sahabat baik itu meninggal dalam musibah tabrakan antar KRL.
Alhamdulilah...nyawa saya diperpanjang lagi

Tidak ada komentar: