Jumat, 23 November 2007

Unsafe act dan unsafe condition


Hari ini saya terpaksa membeli perban elastik buat membebat dada saya. Karena tadi malam saya terlelap, mungkin saking lelapnya (seharian ngetik 3 makalah sambil menerima tamu-tamu di kantor) nggak sengaja posisi tidur miring ke kiri. Padahal, kata dokter untuk sementara: pantangan ! Lho, kok pantangan sii?

Dokter bedah bilang, tulang rusuk ke-8 (costae 8) dada kiri saya patah. Tapi tetap masih di posisisemula. Setidaknya butuh waktu minimal sebulan agar kondisi mulai normal. Salah satu caranya, ya itu tadi, tidurnya untuk sementara jangan miring ke kiri dulu agar tidak ada tekanan di tempat yg retak.

Tapi namanya aja tidur. Kayak mayat. Karena kecapean, nggak sadar lagi, mungkin ni body udah miring ke kiri. Lagian, siapa sih yang bisa ngatur dirinya miring kiri atawa kanan tatkala kita udah buumm tertidur letih?

Itulah sebabnya, ketika pagi hari alarm dari HP bunyi, saya terperanjat ingin bangun, tiba-tiba rasanya ada ribuan jarum menusuki rusuk kiri saya. Sakitnya bukan kepalang. Saya menjerit. . Akhirnya, dengan mencari posisi yang aman, saya dapat berdiri, mandi, manasin mobil, cepat cabut ke apotik. Kasa elastik itu, saya bebat di dada bawah, melilit kayak zombie belum jadi. Ini cara mem-fiksasi, agar tulang yang patah tetap pada posisinya.

Kenapa rusuk saya bisa patah?
Mari saya ceritakan:
Bermula saya nggak sabaran, rusuh, turun dari lantai atas sambil bawa tas berisi laptop. Kaki saya tergelincir, badan terdorong ke depan. Laptop hampir terlepas. Demi menyelamatkan nyawa intelektual saya itu (maksudnya si laptop), saya terbanting ke kiri, dada kiri saya mengenai tiang tangga. Kraaak..!!. Demi Allah, bunyi itu saya dengar sendiri. Tapi anehnya, hari kejadian itu biasa saja. Seperti nggak ada apa-apa. Barulah besoknya saya kesakitan ketika batuk. Ke dokter radiologi. Di rontgen. Hasilnya : wuuuh... fisura di costa 8 sinistra. Gitu tulisannya. Sama dokter bedah diyakini patah. Wadaooo... bayangan operasi, hiyy, nggak berani balik lagi ke dokter.

Dari kejadian itu ada hikmah yang saya ambil.
Apa penyebab saya jatuh?
Kalau teorinya, begini. Pada kecelakaan, ada 2 (dua) faktor penyebab.


Pertama, kondisi berbahaya (
unsafe condition), yaitu situasi yang tidak aman dari :
Lingkungan : tangga, pengaman pegangan tangga.
Soalnya, udah lama saya ingin perbagus tangga. Gara2 kesibukan, lupa beresi tangga. Tahun lalu, saya pernah punya ide buat tangga dari kayu-kayu jati tua, tebal, yang rencananya dicari dari hunting ke jawa timur. Tapi karena ngga punya waktu, dihantam tumpukan kerjaan, akhirnya finishing tangga itu terlupan. Dengan seadanya, dicat arturo, agak nyeni dikit, akhirnya tangga itu jadi seadanya. Itu tadi, lupa keamanan yang baik.

Kedua,
perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yg dapat terjadi antara lain karena:
Waktu itu sikap saya tidak sabaran, rusuh, perilaku yang tidak baik, sembrono, sehingga terjadi kecelakaan.



Apa ada yang pengen coba kayak saya?

Tidak ada komentar: